Rabu, 19 Januari 2022

Perawatan Pasca Persalinan yang Penting Diketahui



Kehamilan dan persalinan adalah kodrat alami dalam siklus kehidupan seorang wanita. Memiliki sang buah hati dan menjadi seorang ibu juga suatu kebahagiaan sekaligus kebanggaan tersendiri. Tidak hanya masa kehamilan saja yang penting untuk di perhatikan, pasca persalinan pun juga sama pentingnya karena banyak kondisi yang dapat berpotensi menjadi masalah pasca persalinan.

Pasca persalinan ini disebut juga dengan masa nifas / puerperium, yaitu kondisi pasca persalinan hingga kembali seperti sebelum hamil biasanya terjadi antara 4-6 minggu. Selama masa nifas ini organ reproduksi akan berangsur-angsur kembali seperti semula sebelum hamil atau yang disebut masa involusi. Secara garis besar ada 2 hal penting yang perlu diperhatikan pada ibu pasca persalinan yaitu kondisi FISIK dan PSIKOLOGI nya.

1. Pasca persalinan

Dua jam setelah melahirkan bayi adalah waktu yang paling kritis yang membutuhkan pengawasan ketat. Dalam waktu 2 jam ini dilakukan monitor ketat tekanan darah setiap 15 menit, suhu tubuh setiap 4 jam pada 8 jam pertama lalu setiap 8 jam pada 8 jam berikutnya. Kontraksi dan besarnya rahim diperhatikan,  jumlah perdarahan per vaginam dimonitor. Jika diperlukan diberikan obat untuk kontraksi rahim agar tidak terjadi perdarahan. Dua jam setelah dipastikan tidak ada komplikasi akibat persalianan, diperbolehkan makan. Kalori & Protein yang dibutuhkan seikit lebih banyak. Suplemen zat besi dibutuhkan setidaknya 3 bulan pasca melahirkan.

2. Payudara

Payudara wanita memiliki kelenjar air susu, banyaknya 15-20 lobus pada setiap payudara. Sesaat- lima hari setelah melahirkan payudara mulai memproduksi  colostrum, yang berwarna kekuningan. Colostrum ini sedikit mengandung gula dan lemak namun kaya akan komponen imunitas, mineral , protein globulin, asam amino, immunoglobulin A (IgA), macrophages, lymphocytes, lactoferrin, lactoperoxidase, and lysozymes  yang sangat baik untuk bayi. Payudara akan memproduksi colostrum sampai sekitar 2 minggu lalu mulai transisi ke air susu pada 4-6 minggu.  Sedikit berbeda dari colostrum, air susu ibu yang matur terdiri dari lemak, protein, karbohidrat, bioactive factors, minerals, vitamins, hormones, dan produk imunitas. Konsentrasi dan komposisi air susu ibu dipengaruhi oleh asupan makanan  ibu, usia bayi, dan kebutuhan bayi. Ibu yang menyusui dapat menghasilkan 600 ml per hari.

Cara merawat payudara :

Putting susu secara rutin dibersihkan dari kotoran atau air susu yang mengering yang dapat mengiritasi sela-sela puting susu menggunakan air hangat dan sabun yang lembut. Dibersihkan sebelum dan sesudah menyusui . Fissure yang terluka dapat menyebabkan nyeri dan mempengaruhi produksi air susu serta menjadi sumber infeksi. Apabila putting susu terluka dapat diberikan salep lanolin dan diberikan pelindung putting susu selama 24 jam. Biasanya membaik dalam 10 dari. Bayi dapat diberikan asi melalui payudara yang sehat dan pyudara yang sakit dapat dikeluarkan asi melalui pompa. Posisi bayi yang salah saat menyusu juga dapat mempengaruhi lecet pada putting susu. Kontraindikasi  menyusui  adalah obat-obatan tertentu , alhokol, terinfeksi virus HIV dan TBC yang tidak diobati, dan pengobatan kanker payudara.

Beberapa penyakit virus seperti Hepatitis B dan C, Citomegalovirus tetap dapat menyusui bayi. Ibu dengan penyakit Herpes simplek tetap dapat menyusui asal dipastikam putting susu tidak ada bagian yang lecet. Beberapa obat yang tidak boleh dikonsumsi oelh ibu menyusui antara lain cyclosphamide, cyclosporine, doxorubicin, methotrexate, mycophenolate, marijuana dan alcohol. 

Permasalahan lain yang sering dijumpai pada saat menyusui adalah kondisi Breast Engorgement. Yaitu kondisi yang ditandai dengan nyeri payudara akibat tersumbatnya pengeluaran air susu dan  demam antara 37.8-39˚C yang biasanya puncaknya terjadi pada 3-5 hari setelah melahirkan. Cara mengatasinya dengan mengenakan Bra yang nyaman, kompres dengan es dan obat anti nyeri. Selain oleh karena penyumbatan air susu, breast engorment dapat terjadi karena infeksi.  Masalah lain yang sering dijumpai pada payudara adalah inverted nipple (putting susu tenggelam). Hal ini menyulitkan pada saat menyusui. Cara mengatasinya dengan cara menyedot putting susu secara teratur dan sering dalam waktu yang lama sebelum waktunya melahirkan agar putting dapat menonjol keluar.

3. Perineum

Perineum adalah daerah sekitar kemaluan dan anus. Biasanya pada daerah perineum inilah dilakukan tindakan episiotomi atau pelebaran jalan lahir pada saat persalinan. Daerah ini harus dibersihkan dengan arah dari depan ke belakang. Kompres dingin dapat diberikan pada daerah luka jahitan untuk mengurangi pembengkakan. Apabila terdapat nyeri hebat daerah perineum dan anus maka harus hati-hati akan terjadinya hematoma (perdarahan). Luka jahitan biasanya menyembuh sekitar 3 minggu. Walau jarang dijumpai dapat terjadi prolapse rahim dimana rahim turun atau terbalik keluar dari kemaluan, hal ini merupakan salah satu kondisi yang gawat dan memerlukan penanganan segera. Hemoroid atau ambeyen atau wasir seringkali terjadi biasanya akibat penekanan dan saat mengejan. Penatalaksanaannya adalah dengan salep anti nyeri, berendam di air hangat, dan obat pelunak kotoran.

4. Kandung kemih

Pada proses persalianan yang lama dan sulit dengan bayi besar, atau bantuan alat seperti vakum atau forcep, penggunaan kateter urin, operasi sesar, dapat mengakibatkan komplikasi pada kandung kemih yaitu terjadinya retensio urin. Retensio urin merupakan suatu kondisi dimana tidak dapat berkemih sehingga urin tertahan di kandung kemih sehingga terasa sangat nyeri.

Apabila dalam waktu 4 jam pasca persalinan tidak dapat berkemih maka menandakan adanya masalah. Cara mengatasinya dimasukan kateter urin minimal 24 jam untuk mengeluarkan urinnya dan mengistirahatkan kandung kemih seraya evaluasi penyebab terjadinya retensio. Selain itu dapat diberikan obat-obatan dan cek laboratorium terhadap urinnya apakah ada infeksi. Jika yam aka dapat diberikan antibiotika.

 5. Mood & psikologi

Adalah penting mengamati apakah terjadi depresi pasca melahirkan. Seringkali terjadi depresi pada beberapa hari setelah melahirkan. Beberapa kasus yang lebih parah dapat terjadi post partum baby blues syndrome. Kondisi ini ditandai dengan ketakutan dan kecemasan akan kemampuan akan mengurus anak, menyediakan kebutuhan dan perubahan bentuk tubuh setelah melahirkan. Biasanya gejala ini menghilang pada 2-10 hari. Kpada kondisi yang parah dapat terjadi keinginan untuk bunuh diri atau membunuh bayinya. Dalam ondisi ini maka diperlukan terapi obat-obatan lebih lanjut.

6. Komplikasi otot dan tulang pada saat melahirkan.

Dapat terjadi pada saat peregangan posisi yang telalu berlebihan. Curiga terjadi kondisi abnormal apabila wanita pasca melahirkan tidak dapat berjalan dan atau terasa nyeri perut bawah sampai ke belakang dan tungkai. Bila terjadi maka dapat dievaluasi dengan pemeriksaan lanjutan seperti Xray.

7. Waktu berhubungan seksual kembali

Setelah 2 minggu pasca persalinan dapat dilakukan kegiatan seksual apabila terasa nyaman. Menurut penelitian, 90% dari  484 wanita pasca melahirkan anak pertama melakukan kegiatan seksual setelah 6  bulan.  Berhubungan seksual yang terlalu cepat dapat tidak menyenangkan dan mengaggu luka jahitan dan mengakibatkan laserasi jalan lahir. Dyspareunia (nyeri saat berhubungan seksual) dapat terjadi beberapa orang setelah operasi sesar.

8. Kontrasepsi

Kontrasepsi merukan hal yang paling sering diabaikan oleh ibu pasca persalinan karena merasa tidak terlalu penting dan dapat ditunda. Padahal kenyataannya merupakan suatu hal yang penting. Wanita yang tidak menyusui menstruasi dapat kembali pada 6-8 minggu pasca persalinan. Ovulasi terjadi pada rata-rata 7 minggu (antara 5-11 minggu).  Pada wanita menyusui menstruasi dan kesuburan kembali sekitar 18 bulan pasca persalinan.



Kondisi lainnya yang dapat terjadi pasca persalinan antara lain adalah kelelahan, konstipasi (sulit buang air besar), anemia (kurang darah), sakit kepala, komplikasi luka jahitan. Secara umum monitoring kondisi ibu pasca melahirkan dilakukan hingga 18 bulan. Demikianlah hal-hal yang perlu diperhatikan pada ibu pasca persalinan. Kiranya artikel ini dapat memberi sedikit wawasan pada calon ibu atau yang sudah melahirkan. Seorang ibu yang sehat tentu dapat merawat dan membesarkan anak-anak yang sehat generasi muda penerus bangsa. 

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS & MENYUSUI

 



1.   Pengertian Masa Nifas

Meskipun masa nifas secara harafiah didefinisikan sebagai masa persalinan selama dan segera setelah kelahiran, masa ini juga meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduktif kembali ke keadaan tidak hamil. Rencana untuk perawatan selanjutnya yang telah umum dikerjakan oleh kebanyakan ahli obstetri , sekurang-kurangnya sampai hari ini, telah menghasilkan kesepakatan bahwa umumnya 6 minggu dianggap sebagai masa nifas. Selama masa ini, saluran reproduktif anatominya kembali ke keadaan tak hamil normal, yang meliputi perubahan struktur permanen serviks, vagina dan perineum sebagai akibat persalinan dan kelahiran. Selain itu, 6 minggu setelah kelahiran, atau tidak lama sesudahnya, pada sebagian besar ibu yang tidak menyusui bayinya, sinkroni hipofisis ovarium akan dikembalikan lagi untuk mendukung terjadinya ovulasi.

·         Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003 : 003)

·         Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu (Abdul Bari, 2000: 122)

·         Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang normal (F. Gary Cunningham, Mac Donald, 1995 : 281)

Batasan  waktu  nifas  yang  paling  singkat  (minimum)  tidak  ada waktunya, bahkan bisa jadi dalam watu yang relative pendek darah sudah keluar, sedangkan batasan maksimumnya adalah 40 hari.

Masa nifas merupakan masa pembersihan rahim, sama seperti halnya masa haid. Selama masa nifas, tubuh mengeluarkan darah nifas yang mengandung trombosit, sel-sel generative, sel-sel nekrosis atau sel mati dan sel endometrium sisa. Ada yang darah nifasnya cepat berhenti, ada pula yang darah nifasnya masih keluar melewati masa 40 hari. Cepat atau lambat, darah nifas harus lancar mengalir keluar. Bila tidak, misal karena tertutup mulut rahim sehingga bisa terjadi infeksi.

 

2.Tujuan Asuhan Masa Nifas

Pelayanan pasca persalinan harus terselenggara pada masa nifas untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini dan pengobatan komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi, serta penyediaan pelayanan pemberian ASI, cara menjarangkan kehamilan, imunisasi, dan nutrisi bagi ibu (Sarwono, 2009 : 359)

Selama bidan memberikan asuhan sebaikya, bidan mengetahui apa tujuan dari pemberian asuhan pada ibu selama masa nifas antara lain untuk :

·         Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun psikologis dimana dalam asuhan pada ibu masa ini peranan keluarga sangat penting, dengan pemberian nutrisi, dukungan psikologi maka kesehatan ibu dan bayi selalu terjaga.

·         Melaksanakan skrining yang komprehensif (menyeluruh) di mana bidan harus melakukan manejemen asuhan kebidanan pada ibu masa nifas secara sistematis yaitu mulai pengkajian data subjektif, objektif maupun penunjang.

·         Setelah bidan melaksanakan pengkajian data maka bidan harus menganalisa data tersebut sehingga tujuan asuhan masa nifas dapat mendeteksi masalah yang terjadi pada ibu dan bayi.

·         Mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya, yakni setelah masalah ditemukan maka bidan dapat langsung masuk ke langkah berikutnya sehingga tujuan di atas dapat dilaksanakan.

·         Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat: memberikan pelayanan keluarga berencana (Saifuddin, 2006).

Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama (Saifuddin, 2006).

Masa neonatus merupakan masa kritis dari kehidupan bayi, 2/3 kematian bayi terjadi dalam 4 minggu setelah persalinan dan 60% kematian bayi baru lahir terjadi dalam 7 hari setelah lahir dengan pemantauan melekat dan asuhan pada ibu dan bayi masa nifas dapat mencegah kematian ini.

1.      Tahapan Masa Nifas

·         Puerperium Dini

Yaitu kepulihan dimana ibu diperbolehkan berdiri dan berjalan serta menjalankan aktivitas layaknya wanita normal lainnya.

·         Puerperium Intermediate

Yaitu suatu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya sekitar 6-8 minggu.

·         Remote Puerperium

Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama apabila ibu selama hamil atau persalinan mempunyai komplikasi.


1.      Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Masa Nifas

·         Ibu dalam masa nifas membutuhkan dukungan dari petugas kesehatan atau bidan untuk memberikan asuhan kesehatan atau asuhan kebidanan,

·         Informasi dan Konseling

Pengasuhan anak, pemberian ASI, perubahan fisik, tanda-tanda infeksi, kontrasepsi, hygiene, dan seks.

·         Rasa Takut

Memberikan dukungan biasanya ibu takut kehilangan suami.

Untuk lebih lengkapnya mengenai Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui dapat dilihat pada tautan di bawah ini:



Percepat Pemulihan Pasca Persalinan dengan Teknik ERAS, Apa itu?



Enhanced Recovery After Surgery atau ERAS adalah metode operasi untuk perawatan bedah guna mempercepat perawatan dan penyembuhan pasca operasi. Metode ini memungkinkan pasien untuk cepat pulih setelah tindakan operasi sehingga pasien tidak perlu berlama-lama di rumah sakit. Dan metode ini memang terbukti secara nyata.

Di berbagai negara maju lama penyembuhan dan perawatan setelah operasi memang menjadi suatu hal yang cukup memprihatinkan. Banyak ahli telah berupaya untuk bisa mempersingkat waktu penyembuhan dan perawatan pasca operasi. Maka dari itu kemudian metode ERAS mulai digunakan di berbagai negara untuk mempercepat masa kesembuhan pasca operasi.

 

Apa Itu ERAS?

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ERAS merupakan sebuah teknik yang dilakukan untuk mempersingkat waktu perawatan dan penyembuhan pada pasien pasca tindakan operasi.

Metode ini menggabungkan berbagai teknik untuk dapat mempercepat kemampuan mobilisasi dini pada pasien saat sedang menjalani perawatan yang mana hal ini menyebabkan dapat menurun selama operasi sedang berlangsung.

Rangkaian Proses Melahirkan dengan Metode ERAS

ERAS juga dapat diaplikasikan pada Bunda dalam proses melahirkan agar dapat pulih dengan cepat. Namun, sebelum melakukan prosedur, penting untuk mengetahui beberapa rangkaian proses yang harus dilalui, yaitu:

Dua jam sebelum tindakan operasi, Anda harus mengonsumsi minuman yang mengandung gula sebagai sumber tenaga pada saat menjalani rangkaian operasi. Evaluasi perioperatif (penilaian untuk mendapatkan informasi kelayakan pasien untuk anestesi dan operasi serta menilai risiko pembedahan pasien) juga dilakukan oleh dokter yang akan menangani.

Dokter anestesi akan melakukan penilaian preoperatif yang mana anestesi akan dipilih dengan yang paling sesuai, juga melakukan anestesi menggunakan jarum spinal ukuran kecil agar tidak nyeri saat proses pembiusan.

Dokter kandungan akan melakukan operasi sesuai dengan peran dan ketentuannya. Teknik operasi yang digunakan juga teknik yang paling optimal sehingga operasi lebih cepat dan nyaman.

Selain melakukan anestesi, dokter anestesi juga ikut mengawasi dan memastikan agar setelah proses operasi rasa nyeri dan proses pemulihan kemampuan tubuh untuk bergerak dengan leluasa akan bisa lebih cepat tanpa terjadinya komplikasi yang serius.

Tahap Pemulihan

Setelah Anda melalui proses persalinan, Anda akan memasuki tahap pemulihan. Di tahap ini Anda akan pulih lebih cepat dan sudah bisa pulang dalam 24 jam kedepan. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat Anda lakukan setelah prosedur:

2 Jam kedepan Anda sudah bisa duduk.

6 Jam kedepan kateter dapat dilepas.

10 Jam ke depan Anda sudah bisa pergi ke kamar mandi sendiri.

24 Jam ke depan Anda bisa pulang.

Dengan metode ini juga para pasien dapat dengan cepat untuk pulang dan beristirahat di rumah. Anda juga dapat berkonsultasi lebih lanjut terkait teknik ERAS di RSIA Bunda Ciputat dan RSIA Bunda Jakarta. Ketahui jadwal dokter di unit-unit RS Bunda Group sekitar Anda dan reservasi kunjungan Anda di sini. Demi kemudahan Anda dan keluarga, kunjungi juga laman informasi kami untuk mendapatkan layanan-layanan RS Bunda Group selengkapnya. genai layanan kesehatan lainnya.

Kontrasepsi After Melahirkan



KB pasca persalinan adalah pengunaan alat/obat kontrasepsi segera setelah melahirkan sampai dengan 40 hari /6 minggu setelah melahirkan. Hal yang perlu diperhatikan sebelum memutuskan untuk menggunakan alat/obat kontrasepsi yaitu:

1.      Memberi ASI eksklusif pada bayi sejak lahir sampai berusia 6 bulan

2.      Tidak menghentikan ASI untuk memulai suatu metode kontrasepsi

3.      Metode kontrasepsi pada pasien menyusui dipilih agar tidak mempengaruhi ASI atau kesehatan bayi

KB pasca persalinan terbagi menjadi dua jenis yaitu Hormonal dan Non Hormonal. Pada artikel ini akan dibahas KB hormonal seperti Metode Amenore Laktasi, Kondom, AKDR, dan Tubektomi & Vasektomi.

Disini akan dijelaskan cara kerja, kelebihan dan kekurangan dari KB pasca persalinan (KB Hormonal)

KB Hormonal

·         Metode amonere laktasi, kontrasepsi yang mengandalkan pemberian ASI secara eksklusif. Syaratnya dengan menyusui secara penuh dengan waktu pemberian ASI 8 kali sehari. Keuntungan menggunakan metode ini yaitu keberhasilan 98% pada enam bulan pertama, tidak mengganggu senggama, tidak perlu obat atau alat, dan tidak ada efek samping. Tetapi memiliki keterbatasan efektif hanya sampai 6 bulan, kadang sulit dilakukan karena kondisi sosial.

·         Alat kontrasepsi kondom memiliki cara kerja untuk menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan cara mengemas sperma di ujung selubung karet. Keuntungan dalam penggunaan kondom yaitu efektif mencegah kehamilan jika digunakan dengan benar, tidak mengganggu produksi ASI, dan harga yang murah. Sedangkan keterbatasannya yaitu cara cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan, mengganggu hubungan seksual (tidak bersentuhan langsung), dan bisa menyebabkan kesulitan untuk ereksi.

·         AKDR atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim dilakukan dengan menjepit kedua saluran agar tidak terjadi pembuahan dan mencegah terjadinya fertilisasi. Tembaga pada AKDR menyebabkan reaksi inflamasi steril serta toksik buat sperma sehingga tidak mampu fertilisasi. Keuntungan pada penggunaan AKDR ini karena efektifitas tinggi sampai 99%, dapat efektif segera setelah pemasangan, metode jangka panjang, tidak mempengaruhi hubungan seksual, dan tidak ada efek hormonal. Sedangkan kekurangannya yaitu tidak bisa dilepas sendiri, ada kemungkinan keluar uterus, tidak mencegah IMS, tidak baik digunakan pada pasien yang sering berganti pasangan. Efek samping yang ditimbulkan yaitu perubahan siklus haid, haid lebih lama dan banyak, pendarahan diluar siklus haid, dan sakit beberapa hari di awal pemasangan.

·         Metode Tubektomi, pada metode ini disebut kontrasepsi mantap yang dilakukan pada wanita dengan cara mengoklusi tuba falopi. Keuntungan menggunakan kontrasepsi mantap ini karna efektif, tidak mempengaruhi ASI, tidak mempengaruhi hubungan seksual dan tidak ada efek samping. Kekurangannya bersifat permanen, rasa sakit setelah tindakan, dan harus dilakukan oleh dokter.

·         Metode Vasektomi, prosedur untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan cara mengoklusi vasa deferensia. Keuntungannya efektif karena tidak ditemukan efek jangka panjang, morbiditas dan mortalitas jarang. Kekurangannya tidak efektif segera disarankan tambahan kontrasepsi 3 bulan, kompikasi minor 5-10% seperti pendarahan, infeksi dan nyeri.

Jika sudah tahu cara kerja, kelebihan, dan kekurangannya jadi tidak bingung lagi untuk memilih dan menggunakan alat kontrasepsi kan? pilihlah alat kontraspsi yang sesuai dengan jenis dan kebutuhan.

sumber : https://babyologist.com/blog/kontrasepsi-pasca-persalinan-n22368

Pengetahuan Dasar Perawatan Pasca Melahirkan untuk Ibu

 

Melakukan perawatan pasca melahirkan dengan baik sangat penting bagi para ibu yang baru saja memiliki anak. Selain untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi, perawatan ini bermanfaat untuk mempercepat pemulihan setelah melahirkan, sehingga ibu bisa menjalani aktivitas dengan nyaman, termasuk menyusui bayi.

Setiap ibu yang baru melahirkan, baik dengan metode persalinan normal atau operasi Caesar, sama-sama membutuhkan perawatan pasca melahirkan. Perawatan ini tidak cukup dilakukan selama Bunda masih dirawat di rumah sakit atau rumah bersalin, tetapi juga perlu dilanjutkan di rumah sampai kondisi Bunda benar-benar pulih.


Perawatan Pasca Melahirkan secara Normal

Saat menjalani persalinan normal, kemungkinan vagina akan mengalami luka robekan atau sayatan episiotomi. Luka persalinan ini umumnya membutuhkan beberapa minggu untuk bisa mengering dan pulih sepenuhnya. Namun, tak sedikit ibu yang mengeluhkan nyeri vagina karena luka persalinan ini.

Untuk meredakan rasa nyeri tersebut, ada beberapa cara mudah yang bisa Bunda lakukan di rumah, di antaranya:

  • Gunakan bantal yang empuk sebagai alas duduk.
  • Bersihkan vagina dengan air hangat atau gunakan lap yang sudah direndam air hangat setelah buang air kecil dan buang air besar.
  • Mandi air hangat selama kurang lebih 10–15 menit.
  • Berikan kompres dingin pada vagina selama kurang lebih 15 menit. Cara ini juga bisa dilakukan untuk mengurangi pembengkakan dan perdarahan pada vagina.
  • Konsumsi obat pereda nyeri sesuai anjuran dan resep dokter.

Tidak hanya nyeri vagina, sebagian ibu yang baru melahirkan terkadang juga bisa merasakan keluhan nyeri atau susah buang air besar setelah melahirkan normal. Namun, Bunda tak perlu khawatir, karena kondisi ini akan membaik sendiri seiring berjalannya proses pemulihan setelah persalinan.

Agar tekstur tinja lebih lunak dan BAB lancar, Bunda bisa mengonsumsi makanan tinggi serat, seperti buah, sayuran, serta kacang-kacangan, dan minum air putih yang cukup. Bila diperlukan, Bunda juga bisa menggunakan obat pencahar sesuai anjuran dokter.

Perawatan Pasca Melahirkan secara Caesar

Jika persalinan normal menimbulkan luka robekan di vagina, hal yang harus diperhatian setelah melahirkan melalui operasi caesar adalah luka sayatan di perut. Luka sayatan ini umumnya dapat pulih dalam jangka waktu sekitar 6 minggu. Namun, proses pemulihannya bisa lebih lama jika terjadi komplikasi.

Untuk mendukung proses pemulihan setelah melahirkan secara caesar, Bunda bisa melakukan beberapa langkah perawatan berikut:

  • Bersihkan luka sayatan pascaoperasi dengan cara mengusapnya secara lembut dan perlahan menggunakan kain yang telah dibasahi air bersih.
  • Rutin bergerak dan olahraga ringan, misalnya berjalan di sekitar kamar atau stretching.
  • Jaga luka sayatan tetap kering dan bersih. Namun, Bunda masih bisa mandi, jika luka sayatan ditutup dengan penutup luka yang kedap air.
  • Hindari menggosok atau menggaruk area luka jahitan.
  • Hindari aktivitas fisik yang terlalu berat agar jahitan operasi tidak terbuka.

Beberapa hari setelah operasi caesar, Bunda mungkin masih merasakan kontraksi rahim yang mirip kram menstruasi. Namun, hal ini tak perlu dikhawatirkan karena normal terjadi. Kontraksi ini merupakan upaya alami tubuh Bunda untuk mengurangi perdarahan setelah melahirkan.

Apabila merasakan keluhan nyeri yang cukup parah, Bunda bisa meminta resep obat pereda nyeri dari dokter.

 

Perawatan Pasca Melahirkan di Masa Nifas

Setiap ibu yang baru selesai melahirkan tentu akan mengalami masa nifas. Masa nifas adalah masa yang dihitung sejak seorang ibu melahirkan sampai tubuh kembali seperti kondisi sebelum hamil. Masa nifas umumnya berlangsung hingga 6 minggu atau 40 hari sesudah melahirkan.

Pada masa tersebut, Bunda mungkin akan merasa mudah lelah karena masih menjalani pemulihan, tapi sudah harus mengurus buah hati. Di masa ini, sebagian ibu juga bisa mengalami masalah psikologis, seperti baby blues atau bahkan depresi pascamelahirkan.

Untuk mendukung proses pemulihan di masa nifas sekaligus membuat proses menyusui dan merawat Si Kecil berjalan lebih lancar, Bunda bisa melakukan beberapa tips yang meliputi:

1. Penuhi kebutuhan nutrisi

Ibu yang baru melahirkan membutuhkan asupan nutrisi dan energi yang cukup. Hal ini penting untuk menambah energi agar bisa merawat dan menyusui bayi dengan optimal, serta mendukung proses pemulihan luka setelah melahirkan.

Beberapa jenis makanan yang baik untuk Bunda konsumsi antara lain buah dan sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan, ikan, seafood, daging rendah lemak, telur, susu, dan makanan yang mengandung lemak sehat, misalnya minyak zaitun.

2. Tetap bergerak aktif semampunya

Meski sedang menjalani masa pemulihan, bukan berarti Bunda harus terus-terusan berada di tempat tidur.

Agar tubuh tetap bugar, Bunda perlu tetap aktif bergerak dan melakukan olahraga ringan, misalnya berjalan-jalan di sekitar kamar atau di halaman rumah sambil menjemur bayi di pagi hari. Jika sudah merasa lebih kuat, Bunda bisa mencoba olahraga lain, seperti yoga.

Agar aman, Bunda sebaiknya tanyakan kepada dokter terlebih dahulu perihal olahraga apa yang boleh dilakukan dan perlu dihindari selama masa nifas.

3. Kelola stres dengan baik

Stres yang tak terkontrol berisiko membuat Bunda mengalami baby blues atau bahkan depresi setelah melahirkan. Oleh karena itu, agar stres tidak mengganggu kondisi mental Bunda, cobalah lakukan kegiatan yang Bunda sukai atau me time, seperti menonton film atau membaca buku.

Saat sedang kelelahan atau ingin menghabiskan waktu untuk mengatasi rasa penat, Bunda juga tidak usah ragu untuk meminta bantuan kepada Ayah, keluarga, atau teman.

4. Rutin periksa ke dokter

Agar kesehatan Bunda dan Si Kecil tetap terjaga dan terpantau dengan baik, jangan lupa untuk rutin melakukan pemeriksaan ke dokter sesuai jadwal.

Bunda bisa meminta solusi jika mengalami keluhan, seperti sembelit atau wasir, nyeri payudara, atau ASI tidak keluar. Dengan begitu, nantinya dokter akan memberikan tips dan pengobatan yang aman dan tepat.

Saat memeriksa kondisi Bunda, dokter akan sekaligus mengevaluasi apakah luka operasi atau luka pada vagina Bunda membaik. Dokter juga mungkin akan menyarankan Bunda untuk menggunakan alat kontrasepsi serta menginformasikan kapan waktu yang tepat untuk berhubungan intim setelah melahirkan.

Perawatan pasca melahirkan sebenarnya tidak sulit dilakukan, asalkan Bunda melakukannya sesuai saran dan anjuran dokter.

Jika Bunda mengalami masalah tertentu, seperti demam, perdarahan vagina, terdapat banyak darah atau nanah pada luka jahitan, segera temui dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.