Kehamilan dan persalinan adalah kodrat alami dalam siklus kehidupan
seorang wanita. Memiliki sang buah hati dan menjadi seorang ibu juga suatu
kebahagiaan sekaligus kebanggaan tersendiri. Tidak hanya masa kehamilan saja
yang penting untuk di perhatikan, pasca persalinan pun juga sama pentingnya
karena banyak kondisi yang dapat berpotensi menjadi masalah pasca persalinan.
Pasca persalinan ini disebut juga dengan masa nifas / puerperium, yaitu
kondisi pasca persalinan hingga kembali seperti sebelum hamil biasanya terjadi
antara 4-6 minggu. Selama masa nifas ini organ reproduksi akan berangsur-angsur
kembali seperti semula sebelum hamil atau yang disebut masa involusi. Secara
garis besar ada 2 hal penting yang perlu diperhatikan pada ibu pasca persalinan
yaitu kondisi FISIK dan PSIKOLOGI nya.
1. Pasca persalinan
Dua jam setelah melahirkan bayi adalah waktu yang paling kritis yang
membutuhkan pengawasan ketat. Dalam waktu 2 jam ini dilakukan monitor ketat
tekanan darah setiap 15 menit, suhu tubuh setiap 4 jam pada 8 jam pertama lalu
setiap 8 jam pada 8 jam berikutnya. Kontraksi dan besarnya rahim
diperhatikan, jumlah perdarahan per vaginam dimonitor. Jika diperlukan
diberikan obat untuk kontraksi rahim agar tidak terjadi perdarahan. Dua jam
setelah dipastikan tidak ada komplikasi akibat persalianan, diperbolehkan
makan. Kalori & Protein yang dibutuhkan seikit lebih banyak. Suplemen zat
besi dibutuhkan setidaknya 3 bulan pasca melahirkan.
2. Payudara
Payudara wanita memiliki kelenjar air susu, banyaknya 15-20 lobus pada
setiap payudara. Sesaat- lima hari setelah melahirkan payudara mulai
memproduksi colostrum, yang berwarna kekuningan. Colostrum ini sedikit
mengandung gula dan lemak namun kaya akan komponen imunitas, mineral , protein
globulin, asam amino, immunoglobulin A (IgA), macrophages, lymphocytes,
lactoferrin, lactoperoxidase, and lysozymes yang sangat baik untuk bayi.
Payudara akan memproduksi colostrum sampai sekitar 2 minggu lalu mulai transisi
ke air susu pada 4-6 minggu. Sedikit berbeda dari colostrum, air susu ibu
yang matur terdiri dari lemak, protein, karbohidrat, bioactive factors,
minerals, vitamins, hormones, dan produk imunitas. Konsentrasi dan komposisi
air susu ibu dipengaruhi oleh asupan makanan ibu, usia bayi, dan
kebutuhan bayi. Ibu yang menyusui dapat menghasilkan 600 ml per hari.
Cara merawat payudara :
Putting susu secara rutin dibersihkan dari kotoran atau air susu yang
mengering yang dapat mengiritasi sela-sela puting susu menggunakan air hangat
dan sabun yang lembut. Dibersihkan sebelum dan sesudah menyusui . Fissure yang
terluka dapat menyebabkan nyeri dan mempengaruhi produksi air susu serta
menjadi sumber infeksi. Apabila putting susu terluka dapat diberikan salep
lanolin dan diberikan pelindung putting susu selama 24 jam. Biasanya membaik
dalam 10 dari. Bayi dapat diberikan asi melalui payudara yang sehat dan pyudara
yang sakit dapat dikeluarkan asi melalui pompa. Posisi bayi yang salah saat
menyusu juga dapat mempengaruhi lecet pada putting susu. Kontraindikasi
menyusui adalah obat-obatan tertentu , alhokol, terinfeksi virus
HIV dan TBC yang tidak diobati, dan pengobatan kanker payudara.
Beberapa penyakit virus seperti Hepatitis B dan C, Citomegalovirus tetap
dapat menyusui bayi. Ibu dengan penyakit Herpes simplek tetap dapat menyusui
asal dipastikam putting susu tidak ada bagian yang lecet. Beberapa obat yang
tidak boleh dikonsumsi oelh ibu menyusui antara lain cyclosphamide,
cyclosporine, doxorubicin, methotrexate, mycophenolate, marijuana dan
alcohol.
Permasalahan lain yang sering dijumpai pada saat menyusui adalah kondisi
Breast Engorgement. Yaitu kondisi yang ditandai dengan nyeri payudara akibat
tersumbatnya pengeluaran air susu dan demam antara 37.8-39˚C yang
biasanya puncaknya terjadi pada 3-5 hari setelah melahirkan. Cara mengatasinya
dengan mengenakan Bra yang nyaman, kompres dengan es dan obat anti nyeri.
Selain oleh karena penyumbatan air susu, breast engorment dapat terjadi karena
infeksi. Masalah lain yang sering dijumpai pada payudara adalah inverted
nipple (putting susu tenggelam). Hal ini menyulitkan pada saat menyusui. Cara
mengatasinya dengan cara menyedot putting susu secara teratur dan sering dalam
waktu yang lama sebelum waktunya melahirkan agar putting dapat menonjol keluar.
3. Perineum
Perineum adalah daerah sekitar kemaluan dan anus. Biasanya pada daerah
perineum inilah dilakukan tindakan episiotomi atau pelebaran jalan lahir pada
saat persalinan. Daerah ini harus dibersihkan dengan arah dari depan ke
belakang. Kompres dingin dapat diberikan pada daerah luka jahitan untuk
mengurangi pembengkakan. Apabila terdapat nyeri hebat daerah perineum dan anus
maka harus hati-hati akan terjadinya hematoma (perdarahan). Luka jahitan
biasanya menyembuh sekitar 3 minggu. Walau jarang dijumpai dapat terjadi
prolapse rahim dimana rahim turun atau terbalik keluar dari kemaluan, hal ini
merupakan salah satu kondisi yang gawat dan memerlukan penanganan segera.
Hemoroid atau ambeyen atau wasir seringkali terjadi biasanya akibat penekanan
dan saat mengejan. Penatalaksanaannya adalah dengan salep anti nyeri, berendam
di air hangat, dan obat pelunak kotoran.
4. Kandung kemih
Pada proses persalianan yang lama dan sulit dengan bayi besar, atau
bantuan alat seperti vakum atau forcep, penggunaan kateter urin, operasi sesar,
dapat mengakibatkan komplikasi pada kandung kemih yaitu terjadinya retensio
urin. Retensio urin merupakan suatu kondisi dimana tidak dapat berkemih
sehingga urin tertahan di kandung kemih sehingga terasa sangat nyeri.
Apabila dalam waktu 4 jam pasca persalinan tidak dapat berkemih maka
menandakan adanya masalah. Cara mengatasinya dimasukan kateter urin minimal 24
jam untuk mengeluarkan urinnya dan mengistirahatkan kandung kemih seraya
evaluasi penyebab terjadinya retensio. Selain itu dapat diberikan obat-obatan
dan cek laboratorium terhadap urinnya apakah ada infeksi. Jika yam aka dapat
diberikan antibiotika.
5. Mood & psikologi
Adalah penting mengamati apakah terjadi depresi pasca melahirkan.
Seringkali terjadi depresi pada beberapa hari setelah melahirkan. Beberapa
kasus yang lebih parah dapat terjadi post partum baby blues syndrome. Kondisi
ini ditandai dengan ketakutan dan kecemasan akan kemampuan akan mengurus anak,
menyediakan kebutuhan dan perubahan bentuk tubuh setelah melahirkan. Biasanya
gejala ini menghilang pada 2-10 hari. Kpada kondisi yang parah dapat terjadi
keinginan untuk bunuh diri atau membunuh bayinya. Dalam ondisi ini maka
diperlukan terapi obat-obatan lebih lanjut.
6. Komplikasi otot dan tulang pada saat melahirkan.
Dapat terjadi pada saat peregangan posisi yang telalu berlebihan. Curiga
terjadi kondisi abnormal apabila wanita pasca melahirkan tidak dapat berjalan
dan atau terasa nyeri perut bawah sampai ke belakang dan tungkai. Bila terjadi
maka dapat dievaluasi dengan pemeriksaan lanjutan seperti Xray.
7. Waktu berhubungan seksual kembali
Setelah 2 minggu pasca persalinan dapat dilakukan kegiatan seksual
apabila terasa nyaman. Menurut penelitian, 90% dari 484 wanita pasca
melahirkan anak pertama melakukan kegiatan seksual setelah 6 bulan.
Berhubungan seksual yang terlalu cepat dapat tidak menyenangkan dan mengaggu
luka jahitan dan mengakibatkan laserasi jalan lahir. Dyspareunia (nyeri saat
berhubungan seksual) dapat terjadi beberapa orang setelah operasi sesar.
8. Kontrasepsi
Kontrasepsi merukan hal yang paling sering diabaikan oleh ibu pasca
persalinan karena merasa tidak terlalu penting dan dapat ditunda. Padahal
kenyataannya merupakan suatu hal yang penting. Wanita yang tidak menyusui
menstruasi dapat kembali pada 6-8 minggu pasca persalinan. Ovulasi terjadi pada
rata-rata 7 minggu (antara 5-11 minggu). Pada wanita menyusui menstruasi
dan kesuburan kembali sekitar 18 bulan pasca persalinan.
Kondisi lainnya yang dapat terjadi pasca persalinan antara lain adalah kelelahan, konstipasi (sulit buang air besar), anemia (kurang darah), sakit kepala, komplikasi luka jahitan. Secara umum monitoring kondisi ibu pasca melahirkan dilakukan hingga 18 bulan. Demikianlah hal-hal yang perlu diperhatikan pada ibu pasca persalinan. Kiranya artikel ini dapat memberi sedikit wawasan pada calon ibu atau yang sudah melahirkan. Seorang ibu yang sehat tentu dapat merawat dan membesarkan anak-anak yang sehat generasi muda penerus bangsa.
0 komentar:
Posting Komentar